Divinity: Original Sin II

Gambar terkait

Apa itu Divinity: Original Sin II?

Cerita merupakan salah satu aspek yang diunggulkan dalam game RPG. Beberapa dari game yang mengambil genre ini cenderung menekankan jumlah percakapan yang banyak, lebih dari satu jalan cerita, dan personalisasi karakter. Dari segi alur permainan, rata-rata pemain tidak diberikan kebebasan mengubah skenario permainan di tengah jalan.
 
Tidak dengan Divinity: Original Sin II. Game seri kedua besutan Larian Studios yang meluncur bulan lalu ini mengubah pandangan bahwa game RPG tidak selamanya menghadirkan alur permainan yang kaku. Saya belum pernah menemukan gameplay yang menarik seperti ini. Seperti apa? Berikut ulasan Divinity: Original Sin II.
 
Seperti yang sudah dijelaskan, Divinity: Original Sin II adalah seri kedua, yang tidak sepenuhnya meneruskan kisah utama. Mengambil latar waktu beberapa abad setelah Divinity: Original Sin, game ini mengisahkan dunia yang harus bersih dari penyihir.


Perintah dari Bishop Alexandar jelas menyebutkan bahwa penyihir adalah kriminal, sehingga kelompok penyhiri memutuskan untuk mengirim 4 jagoan dalam mencegah hal tersebut. Petualangan akan dimulai dengan pemain tertangkap sebagai seseorang yang tanpa sadar menyimpan kekuatan sihir.
 
Tidak mengikat, Divinity: Original Sin II memberikan kustomisasi karakter sejak awal permainan. Pemain bisa menciptakan karakter yang benar-benar baru, dan memberikan gambaran latar belakang karakter berdasarkan pilihan yang sudah ada. Anda juga bisa memilih rancangan karakter yang sudah dibuat oleh pihak developer. Karakter ini cenderung memiliki latar belakang lebih hidup, dan punya gaya interaksi sendiri dalam permainan.
 
Begitu juga dengan pilihan kelas karakter yang cukup tampil beda dengan game sejenis, Divinity: Original Sin II menawarkan opsi yang cukup luas, bahkan Anda bisa menciptakan kelas karakter sendiri melalui pengaturan status. Meskipun nantinya telah memilih satu kelas, pemain masih bisa menentukan kemampuan apa saja yang perlu ditingkatkan.
 
Contohnya, ketika telah menetapkan Battle Mage sebagai kelas karakter, Anda masih bisa meningkatkan status yang tidak menjadi poin utama dari Battle Mage. Nantinya, ini memang berpengaruh pada kemampuan maksimal karakter yang Anda besarkan.
 
Dunia Divinity: Original Sin II cukup luas dan selalu bikin saya penasaran. Saking penasarannnya sampai ingin memastikan bahwa semua tempat telah saya kunjungi, dan peta permainan tidak lagi ada yang berwarna hitam alias belum dijamah. Penggambaran detail lingkungan sangat baik, dan Larian Studios memastikan bahwa setiap lokasi layak untuk dikunjungi. Caranya adalah dengan objek sekecil apapun seperti tong atau peti kosong. Setidaknya, ini akan membuat pemain penasaran untuk membuka peti tersebut. Ada juga jalan tersembunyi yang sebenarnya menyimpan misi tambahan. Jika Anda sedang apes, lokasi yang Anda kunjungi di Divinity: Original Sin II ternyata menyimpan monster yang sangat kuat.
 
Skenario dan alur permainan adalah keunggulan utama yang saya lihat dalam Divinity: Original Sin II. Saya sudah menyangkan bahwa game RPG semacam ini menawarkan pilihan jalan cerita yang cukup variatif. Ibaratnya, Anda bisa jalan cerita yang menguntungkan atau yang menyusahkan. Ternyata, Divinity: Original Sin II menawarkan lebih dari itu.
 
Bagaimana Anda berinteraksi dengan setiap karakter sangat berdampak pada alur permainan, bahkan jalan cerita Anda bisa berubah saat itu juga. Hal ini pertama kali saya rasakan ketika satu jam pertama bermain. Anda bisa sekadar mengobrol dengan karakter yang ada, melakukan negosiasi dengan NPC yang cukup penting. NPC ini bahkan bia diajak melakukan barter barang yang mereka simpan.
 
Dalam satu kondisi, saya salah menjawab pertanyaan dari NPC, sehingga akhirnya saya harus bertarung dengannya. Bukan hanya satu, tiba-tiba semua karakter yang ada di layar menyerang karakter saya. Ketika berhasil mengalahkan mereka semua, permainan tetap berjalan, hanya saja Anda tidak bisa mengambil misi tertentu. Dengan kata lain, game ini menunjukkan pepatah "Mulutmu Harimaumu" itu benar adanya. Jangan terlalu khawatir dengan hal ini, karena Anda bisa mengulang permainan dari titik poin terakhir.
 
Ya, ketimbang ingin buru-buru menamatkannya, saya lebih penasaran dengan dampak dari berbagai hal yang saya lakukan dalam satu lokasi. Anda bisa saja melewatkan satu lokasi tanpa pertumpahan darah, atau menghasut karakter lain untuk bertarung membela Anda. Divinity: Original Sin II membuktikan bahwa pemain bisa melakukan hal sesuka hati dalam game RPG.
 
Hal unik berikutnya, Divinity: Original Sin II tidak mengharuskan Anda bertualang dengan anggota party seperti game RPG kebanyakan. Terus terang, ini sangat menarik, dan pilihan anggota sebenarnya sangat banyak. Anda bisa menemukan karakter yang bersedia bertualang bersama hampir di semua tempat. Konsekuensinya, mereka punya cerita sendiri yang Anda harus bantu selesaikan.
 
Bertualang seorang diri juga tidak terlalu membosankan, tetapi daya tempur memang menjadi lebih rendah, terutama ketika berhadapan dengan musuh yang jumlanya lebih dari dua. Ini membuat saya penasaran dan mengulang permainan beberapa kali.
 
Mengenai kualitas visual, Divinity: Original Sin II menawarkan tampilan yang sangat baik. Tidak ada masalah ketika Anda mengatur tampilan sehingga tampil optimal di PC. Penggambaran detail objek dan lingkungan juga sangat apik, dan ini berdampak pada sudut pandang yang hampir tidak terbtas. Spesifikasi yang diperlukan juga tidak terlalu berat.
 

Kesimpulan
 
Divinity: Original Sin II adalah salah satu game RPG terbaik yang saya mainkan tahun ini. Plot cerita sempurna, alur bikin penasaran, pemetaan lingkungan yang sangat baik, interaksi karakter yang sangat banyak, membuat game ini layak untuk dimainkan gamer yang doyan RPG maupun mereka yang belum pernah menyentuh game role playing. Kelemahannya hanya satu, yaitu jurnal misi yang kurang cocok menjadi panduan permainan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ghost Recon: Breakpoint

Shadow of The Colossus